NGEGOMBALIN ISTRI



Asis Muslimin, Psikolog

Olah pikir itu adalah tentang persoalan logika. Olah rasa itu berbicara soal emosional dan olah spiritual itu tentang bagaimana menciptakan sebuah nilai. 

Dalam konteks keayahan, olah pikir, olah rasa dan olah spiritual sangat berhubungan dengan tingkat literasi. 

Bagaimana bisa mengembangkan tiga soft skill pada tingkat yang diharapkan jika kuota literasinya rendah. 

Sialnya, sebuah NGO luar negeri merilis data bahwa negeri Wakanda menjadi Bottom ten worst literation country in the world. 

Tingkat literasi yang rendah di negeri Wakanda ini tentu menjarah kepada rakyatnya termasuk sosok yang bernama Ayah.

Artinya ayah-ayah di negeri Wakanda mengalami defisit literasi yang nyaris sempurna. Budaya membaca di negeri itu masih sangat rendah, apalagi menulis. 

Coba bayangin aja deh, bagaimana jika seorang ayah mengalami kondisi dimana asupan informasi dikepala rendah! Apa yang terjadi? 

Yes, dampaknya yang mendasar adalah olah pikir mengalami keterbatasana kuota. Itu baru soal pertama dari sekian banyak persoalan di negeri Wakanda.

Sekarang kita bergeser ke olah rasa. Khitah olah rasa dari seorang ayah adalah ia dibutuhkan untuk membasahi kegersangan logika. 

Bukankah ayah yang pintar itu belum tentu sekaligus menyenangkan? Namun, setidak menyenangkannya ayah pintar, keluarga masih bisa bangga sepanjang ia pintar. 

Bagi seorang ayah, berlatih olah rasa itu seperti double gardan, membuat ayah pintar sekaligus menyenangkan. Padahal untuk menjadi pintar saja, ayah di negeri Wakanda ini masih mengalami defisiensi. Apalagi menjadi ayah pintar sekaligus menyenangkan. 

Jika pintu pertama saja tidak pernah dilewati, lalu pintu manalagi yang bisa dibuka? 

Dalam konteks keayahan, sepertinya olah rasa  penting menjadi porsi latihannya sehari-harinya. 

Mari berlatihnya secara konsisten dan tentu kuota kesabaran musti diperbesar.

Bersabarlah sampai ia membuahkan hasil, dan lihatlah apa yang terjadi setelahnya!

Analoginya begini, jika olah rasa itu sudah bekerja bahkan warung kecil saja akan menuai berkahnya. 

Warung-warung yang laris itu selalu berwatak emosional. Tidak tahu kenapa, tiba-tiba saja kenyamanan menyeruak disaat duduk didalamnya. 

Mungkin kenyamanan itu hadir disaat menyeruput secangkir teh. Teh ginastel (legi, panas, kentel) itu begitu menyapa tenggorokan, ia akan menebar bulir kenikmatan eksotis yang berasal dari hormon serotonin. 

Ini yang saya maksud dengan olah rasa mampu memengaruhi semuanya. Hanya karena satu aitem bercita rasa sempurna maka ia akan melariskan seluruh dagangan yang ada. 

Begitu juga dengan ayah yang terbiasa mengolah rasa. Satu aitem keunggulan Ayah akan menutupi beberapa aitem kekurangannya hingga istri dan anaknya selalu merasa nyaman duduk disampingnya.

Apakah pekerjaan sekomplek itu mampu dilakukan oleh seorang Ayah? Tiga soft skill terkumpul sekaligus dalam satu pribadi. 

Menjadi ayah yang cerdas, menyenangkan sekaligus membijak dalam satu waktu. 

Sekarang mari kita coba hadapkan tiga soft skill tadi dengan permasalahan yang konkrit? Bagaimana ketiga soft skill tadi akan bekerja? Misalnya dalam kasus melihat istri yang semakin menua? 

Apa menariknya dengan istri yang menua? Terhadap fisik yang menua kalau tidak dimaknai ulang dengan makna baru, maka ia akan menjadi biang kegaduhan domestik rumah tangga. 

Mandat syahwat akan mengirimkan pesan singkat berupa kejengahan terhadap kemunduran fisik. 

Secara logika, semua ayah memahami konsekwensi logis menua adalah sebuah kemunduran fisik. Maka dalam menikmati kemunduran itu, kayaknya sah-sah saja sesekali kita bermain seni didalamnya agar kemunduran itu terasa indah, asyik dan penuh warna. 

Misal sesekali membisikkan sastra puisi yang dikutip menjadi lagunya om Virgoun,” aku selalu bermimpi tentang indah hari tua bersamamu, tetap cantik rambut panjangmu meskipun nanti tak hitam lagi, bila habis sudah waktu ini tak lagi berpijak di dunia, tlah aku habiskan sisa hidupku hanya untukmu. 

Lihat apa yang terjadi setelahnya? Paling istri mengatakan, ih… apaan sih Yah? Geli tahu! Kita udah lewat masa masa-masa itu. ingat umur kek, kakekkk!!!! tuh dicari cucumu tuh, minta gendong!!! 🤣

Heyy jangan menyerah! Jangan kasih kendor!! Tegarlah bak karang dilautan dengan cibiran istri. Kasih aja senyum menggoda. 

Asal kamu tahu aja, doi seperti itu hanya sekedar menutupi salting dan malu bahagia aja. Percaya deh! Memang kata mesra itu kalau tidak dibiasakan, kedengarannya akan menggelikan. hiiiii. Tetapi apapun itu doi bahagianya sedang meranum? widih buah kali?

Trus bagaimana jika diproses dengan olah spiritual? Ingat spiritual itu bukan terkait dengan agama tetapi tentang menciptakan nilai dan makna baru.

Pandangan tentang menuanya istri akan melintas batas melewati pandangan fisik/ beyond physical sight. 

Bahkan ketika melihat hamparan keriput wajah disana sini maka pada hakekatnya ia merupakan kumpulan ziarah nilai-nilai. 

Maka bentuk pemaknaan ulang terhadap menua ragawi adalah bertambahnya deposit kearifan dan kebijaksanaan. 

Bukankah hal itu berarti melintas batas dari sekedar keelokan ragawi? 

Tatkala melihat istri menua maka yakinlah di dalam setiap lipatan kerutan itu tersimpan kearifan dan kebijaksanaan yang menenangkan. 

Pickup line atau gombalan kepada istri pada hakekatnya adalah hasil kombinasi dari ketiga soft skil tadi. 

Disana ada hitungan kalkulasi logika, ada permainan rasa dan ada penemuan makna baru untuk mengatasi kejengahan pernikahan yang lama serta kemunduran fisik. 

Nilai yang dihasilkan adalah kebijaksanaan mengasyikkan tanpa harus menjadi pribadi yang serius. Membijak tapi fun, begitulah kira-kira.

Praktiknya boleh dong sesekali ngegombalin istri, misal,” Bun, coba deh tebak, apa bedanya PKI dengan kamu? Tidak tahu, apa coba? biasanya timpal istri penasaran. 

Tatap matanya, dekatkan bibir ke telinga, lalu ucapkan dengan lirih, “asal kamu tahu ya bun, perbedaan PKI dengan kamu itu adalah kalau PKI itu komunis tetapi kalau kamu kok manis? 

Setelah itu jangan bicara sepatah katapun kemudian kecup ringan pipinya sambil berlagak cuek berlalu dari hadapannya.  

Niscaya si istri berterik salting, ih ayah apaan sih? Aneh deh?? atau bisa jadi malah mematung syok tingkat dewa. 

Btw, apapun yang terjadi, percayalah kembang mawar sekebon tumpah ruah dipelataran hatinya. 

Yuk bisa yuk buat bahagia istri.


Klaten, 12 Juni 2024

Posting Komentar untuk " NGEGOMBALIN ISTRI"