MINTA A DIKASIHNYA B, ANEH


Ayah Syam

(Komunitas Ayah Keren)

Mayoritas orang tua mendoakan anak-anaknya dengan redaksi yang menyejukkan.

"Alhamdulillah ya Allah hari ini anak kami tengah melaksanakan wisuda S1. Untuk itu berikan dia kemudahan dalam mengembangkan rencana bisnis sesuai dengan cita-citanya ya Allah. Jauhkanlah dia dari kesulitan hidup ya Allah, aamiin."


Atau bagi anak kita yang tengah melaksanakan ujian akhir SMP dan mau melanjutkan ke SMA, kita mendoakan agar Allah memberikan dia kemudahan dalam menjawab soal-soal ujiannya," ya Allah mudahkanlah dia dalam mengerjakan soal ujian akhir semester ini ya Allah, aamiin."

Sejuk redaksinya, dan instan permohonannya. Orang tua yang joss tenan.

 Doa yang bagus ? 

Tentu saja bagus.

Yang terpenting adalah setelah itu kita menyerahkan pengabulan doa tersebut sepenuhnya kepada Allah. 

Sebab Allah maha kuasa untuk mengabulkan doa kita sesuai yang dikehendakiNya, bukan melulu apa yang kita pinta.

Allah maha tahu, kebaikan dan keburukan atas apa yang kita pinta. Seberapa bakal dipenuhi, kapan waktunya dan dengan cara apa Allah mengabulkannya.

Bisa saja kita berdoa kepada Allah meminta kemudahan atas semua urusan anak kita dalam membangun bisnisnya. Tapi Allah justru memberinya banyak kesulitan dalam menjalankan bisnisnya tersebut.

Yang terjadi bisa saja justru rekan bisnisnya menghilang tanpa kabar, supplier tidak mengirim barang padahal uang muka sudah ditransfer, orderan dibatalkan sepihak dan lain-lain. Bukankah doa kita selalu sejuk dan instan. Tapi kok realita bisnis anak kita panas dan melelahkan ?


Itu hak prerogatif Allah, tentunya. Iya kan ?

Iman Syafi'i pernah memberikan nasihat begini, "Jika semua orang menjauh ketika engkau mendapat kesulitan, maka ketahuilah bahwa Allah SWT ingin membuatmu kuat dan Ia akan menjadi penolongmu." Masya Allah bijak sekali beliau ini ya.

Terkadang Allah membiarkan kamu untuk merasakan kepahitan dunia ini supaya kamu dapat sepenuhnya menghargai manisnya iman, begitu nasihat Omar Suleiman, seorang dalam kesempatan lainnya.

Ooo jadi begitu ya ?

 Ada doa yang sejuk dan instan ternyata dijawab dengan cara berkebalikan.

Mungkin ilustrasinya kayak seorang siswa yang minta diajari pak guru Bahasa Indonesia nya, rumus cepat menjadi penulis hebat. 

Tapi justru pak guru memberinya tugas membuat buku harian : satu hari satu cerita, selama 90 hari. 

Jawaban yang panas dan melelahkan, dari dari sejuk dan instannya rumus yang dia pinta.

Nganyekne ya pk gurunya he he ...

Contoh lain, coba bayangkan kalau kita datang ke programnya Ade Ray untuk nikin otot bisep dan trisep, otot dada, cepat gothot.

Kira-kira kita bakal dikasih rumus instan menjadi gothot atau disuruh angkat beban setiap hari ?

Sangat mungkin kita disuruh angkat barbel, pas di rumah disuruh sering-sering angkat beras 30 kg, angkat galon kanan kiri  he he...

Walah ini gimana, pingin gothot kok malah disuruh angkat beban 30 kg, 2x sehari selama satu jam. Aneh tapi nyata. 

Minta resep kesehatan di puskesmas, malah disuruhnya joging. Minta resep pinter, gimana cara cepat menjadi pinter. Eh disuruhnya malah  menyelesaikan minimal satu judul buku perbulan. La piye to iki jan-jane ?

Sebagai ayah keren, pelajaran apa yang bisa kita ambil dari cerita receh di atas terkait dengan upaya kita dalam mendidik anak-anak kita ? Gimana menyinkronkan doa kita dan keadaan anak-anak kita ?

Monggo silakan urun rembug ya 👍. Pendapatnya bebas saja ya, kita santai kok ...

Posting Komentar untuk "MINTA A DIKASIHNYA B, ANEH"